LHOKSEUMAWE - Wahyu Rahmadani (19), mahasiswi jurusan Bahasa Inggris yang ditemukan di Medan, Sumatera Utara, pada Jumat (29/1), buka mulut.
Awalnya Wahyu bertemu dengan seorang lelaki yang tak dikenalinya di Lhokseumawe. Setelah berbincang sebentar dengan pria itu, Wahyu mengaku tak sadar.
“Waktu sadar, saya berada di ruang kosong di sebuah ruko di Medan,” kata Wahyu. Belakangan Wahyu menyadari hari itu Rabu.
Tangisan Wahyu semakin menjadi. Wahyu kemudian ditampar berulang kali. Keesokan hari, dari balik pintu, seorang pria berlogat batak berbicara dengan rekannya untuk mengirimkan Wahyu ke Singapura, sebagai pembantu rumah tangga.
Mendengar perkataan tersebut, Wahyu langsung menjerit dan menangis secara histeris. “Dalam benak saya tidak ada pemikiran lain, selain mencari jalan keluar untuk kabur dari dalam ruko tersebut,” kata dia.
Melihat tak ada pengawas, Wahyu segera bergerak mencari jalan keluar. Satu-satunya jalan adalah jendela yang terbuka di lantai dua.
“Saya nggak tahu di mana lokasinya. Saya hanya minta diantar jauh-jauh dari situ, supaya tidak kelihatan lagi,” kata Wahtu.
Di masjid itu, kehadiran Wahyu mengundang perhatian sejumlah ibu-ibu pengajian. Mereka menghampiri Wahyu dan menanyakan keadaan dirinya.
Post a Comment Blogger Facebook