0

LHOKSEUMAWE - Wahyu Rahmadani (19), mahasiswi jurusan Bahasa Inggris yang ditemukan di Medan, Sumatera Utara, pada Jumat (29/1), buka mulut.

 Wahyu menghilang selama sepekan dari rumahnya, di Desa Kuta Blang, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe. Kepada AJNN, di rumahnya, Ahad (31/1), Wahyu menceritakan kejadian nahas tersebut. 

Awalnya Wahyu bertemu dengan seorang lelaki yang tak dikenalinya di Lhokseumawe. Setelah berbincang sebentar dengan pria itu, Wahyu mengaku tak sadar. 

Dia hanya mengingat ciri-ciri penculiknya, berpostur tinggi kurus, wajah tirus, rambut lurus dengan sebakan di tengah. Di punggung pria itu, ada tato bergambar serigala.

“Waktu sadar, saya berada di ruang kosong di sebuah ruko di Medan,” kata Wahyu. Belakangan Wahyu menyadari hari itu Rabu. 

Saat disekap, Wahyu menangis dan berulang kali meminta dilepaskan. Namun pria bertato serigala itu menghampirinya dan membentak, “diam kau.” 

Tangisan Wahyu semakin menjadi. Wahyu kemudian ditampar berulang kali. Keesokan hari, dari balik pintu, seorang pria berlogat batak berbicara dengan rekannya untuk mengirimkan Wahyu ke Singapura, sebagai pembantu rumah tangga. 

Mendengar perkataan tersebut, Wahyu langsung menjerit dan menangis secara histeris. “Dalam benak saya tidak ada pemikiran lain, selain mencari jalan keluar untuk kabur dari dalam ruko tersebut,” kata dia.

 Tak lama setelah itu, pria bertato tersebut pun pergi bersama temannya meninggalkan Wahyu di ruko berlantai tiga itu.

Melihat tak ada pengawas, Wahyu segera bergerak mencari jalan keluar. Satu-satunya jalan adalah jendela yang terbuka di lantai dua. 

Wahyu, yang saat itu pasrah, melompat. Dengan menyeret kaki yang terkilir, Wahyu bergegas meninggalkan ruko itu sejauh mungkin. 

“Saya nggak tahu di mana lokasinya. Saya hanya minta diantar jauh-jauh dari situ, supaya tidak kelihatan lagi,” kata Wahtu. 

Setelah berkendara lama, akhirnya Wahyu minta diberhentikan di sebuah masjid di Jalan Gajah Mada, Medan. 

Di masjid itu, kehadiran Wahyu mengundang perhatian sejumlah ibu-ibu pengajian. Mereka menghampiri Wahyu dan menanyakan keadaan dirinya.

 Salah seorang dari mereka menghubungi M Hasan, ayah Wahyu. Hasan, yang mengetahui keberadaan putrinya, segera menjemput Wahyu dan membawanya kembali ke rumah.

Post a Comment Blogger

UKS TIPS

 
Top