Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan sebagaimana dilansir Kompas, mengatakan bahwa lima orang pelaku teror dipastikan tewas. Dengan rincian dua orang teroris tewas setelah melakukan aksi bom bunuh diri di depan Starbucks, sementara tiga orang lainnya tewas di dekat pos polisi. Dari lima pelaku teror ini, satu diantaranya ditembak mati oleh polisi.
Terkait serangan ini, Wakapolri Komjen Pol Budi Gunawan, mengungkap bahwa para pelaku berasal dari kelompok yang merencanakan aksi bom pada natal dan tahun baru.
Meski belum dipastikan bahwa kelompok ini terkait jaringan kelompok ultra radikal ISIS, namun Budi mengungkap bahwa polisi mendeteksi ada pesan dari ISIS terhadap salah satu pelaku.
Adapun jauh sebelumnya, santer terdengar kabar bahwa para teroris mempersiapkan sebuah 'konser' akhir tahun. Ini merupakan istilah yang digunakan oleh kelompok teroris untuk menyebut aksi teror.
Informasi ini juga diungkap oleh Sekretaris Kabinet, Pramono Anung yang memeroleh info tersebut dari Kapolri Jenderal Badrodin Haiti pada Desember 2015 lalu.
Menurut dia, informasi ini diperoleh pihak kepolisian dari sejumlah dokumen yang berhasil dikumpulkan oleh Densus 88 Mabes Polri dalam penangkapan terduga teroris Desember lalu.Senada, pada Desember lalu, mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyad Mbai mengungkap, para terduga teroris yang ditangkap di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur telah menyiapkan aksi teror dengan nama sandi 'konser akhir tahun'.
Mereka diduga kuat merupakan simpatisan atau anggota jaringan kelompok militan Negara Islam atau ISIS.
"Telah ditemukan indikasi kuat, (pendukung) ISIS ini akan melakukan aksi serupa di Indonesia. Bahkan mereka sudah ada sandi operasinya yaitu 'Konser Akhir Tahun'," kata Ansyad.
Selain dari pihak kepolisian, informasi mengenai rencana aksi teror di Indonesia juga sempat diungkap oleh kelompok hackeranonymous pada November 2015 lalu.
Namun mereka menyebut bahwa aksi teror itu akan dilakukan pada 22 November 2015 lalu, bersamaan dengan aksi teror di sejumlah negara lainnya.
Setidaknya ada delapan lokasi yang menjadi sasaran, antara lain Perancis, Amerika Serikat, Indonesia, Italia, dan Libanon.
Sejak aksi teror di Paris, kelompok hacker ini memang sudah mendeklarasikan perang terhadap kelompok ISIS.Mereka berhasil meretas ke berbagai akun media sosial yang terkait dengan jaringan ISIS. Tak hanya menghancurkan akun-akun tersebut, kelompok hacker dengan ciri khas menggunakan topeng ini juga berhasil menyadap sejumlah informasi rahasia, terkait rencana besar gerakan ultra radikal ini. (*)
Post a Comment Blogger Facebook