ANKARA - Israel dan Turki telah mencapai kesepakatan awal untuk mulai memperbaiki hubungan diplomatik setelah beberapa tahun kedua negara bermusuhan akibat tragedi Mavi Marmara.
Kedua negara yang sebelumnya merupakan sekutu di kawasan terlibat dalam konfrontasi dan perang dingin tahun 2010 saat pasukan Israel menyerbu kapal pemberi bantuan milik aktivis Turki menuju Gaza.
Serbuan itu menewaskan 10 orang aktivis, seorang aktivis asal Indonesia ikut tertembak.
Akibat peristiwa itu, Turki mendesak permintaan maaf dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Turki juga melayangkan gugatan internasional terhadap beberapa petinggi Israel.
Seorang pejabat Israel kepada The New York Times, Kamis (17/12), mengatakan bahwa Turki dan Israel mencapai kesepakatan awal untuk memperbaiki hubungan diplomatik.
Israel, kata pejabat yang enggan disebut namanya ini, akan menciptakan dana kompensasi untuk keluarga korban tewas di Mavi Marmara. Media Israel menyebutkan, kompensasi akan disiapkan sekitar US$20 juta. Namun Emmanuel Nahshon, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa nilainya belum dipastikan.
Dari sisi Turki, pemerintahan Ankara akan membatalkan gugatan kriminal terhadap pejabat Israel dan setuju mencegah para pemimpin Hamas untuk masuk ke Turki.
Jika kesepakatan ini sudah difinalisasi, Turki dan Israel bisa kembali menempatkan duta besar mereka di masing-masing negara serta kembali menggelar diskusi pembangunan pipa gas alam dari Israel ke Turki, kata pejabat Israel.
Kesepakatan ini diumumkan beberapa hari setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa rekonsiliasi dengan Israel "baik bagi kita, Israel, Palestina dan seluruh kawasan."
Pejabat Israel mengatakan, kesepakatan ini masih membutuhkan persetujuan akhir sebelum diterapkan.
Post a Comment Blogger Facebook