Pasca penemuan harta karun berupa emas 29 karat berupa gelang dan anting-anting, di Desa Sungai Jeruju Kecamatan Cengal Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Kini pada radius 4 kilometer dari tempat penemuan ditemukan lagi, lokasi barang berharga disana.
Kepala Desa Sungai Jeruju Edi Karso saat dikonfirmasi wartawan, Senin (14/12/2015) mengatakan, setelah ada warganya menemukan harta karun, kini ada lokasi baru penemuan harta karun tersebut diketahui bernama Nipah Serumpun.
Wilayah ini merupakan daerah perbatasan antara Desa Sungai Ketupak dengan Desa Kedondong Kecamatan Cengal OKI.
Dari pemeriksaan dari salah satu tokoh emas, perhiasan diperkirakan emas murni 29 karat berupa gelang, cincin dan anting-anting tersebut ukurannya kecil-kecil jika dibandingkan dengan ukuran orang dewasa saat ini.
Warga menduga perhiasan ini memang milik manusia kerdil yang hidup pada zaman dahulu.
Adanya lokasi penemuan baru tersebut, membuat masyarakat juga berduyun-duyun melakukan pencarian ditempat yang baru mengingat lokasi penemuan yang lama saat ini sudah ditanami padi oleh pemilik lahan.
Sehingga, warga tidak diperbolehkan mendatangi lokasi yang pertama ditemukan.
Hanya pemilik dan keluarga mereka saja yang bisa mencari keberuntungan disana.
Menurut Kades, sebelumnya memang sudah datang petugas dari balai arkeologi untuk melakukan penelitian dengan menggunakan peralatan khusus.
Namun baru menemukan emas sekitar 1/4 suku, namun usai menemukan emas tersebut, alat sudah rusak.
“Menurut mereka disana kuat dengan kekuatan magisnya, sehingga alat pendeteksi menjadi rusak,” ujarnya.
Hingga saat ini, ujar Edi, belum ada satupun masyarakat yang mengetahui sejarah maupun cerita turun temurun dari lokasi penemuan emas yang diyakini dulunya merupakan sebuah perkampungan.
Sehingga tidak ada satupun masyarakat yang mengetahui bagaimana perkampungan itu terbentuk ataupun penyebab perkampungan itu hancur.
Sebab jika melihat dari sisa-sisa tiang bekas dari rumah berada dalam hamparan sekitar 4 km persegi maka di sekitar lokasi penemuan emas sebelumnya merupakan perkampungan.
“Di desa kami ini ada warga yang berusia 125 tahun, namun masih bugar, saat kami tanyakan, dia juga tidak mengetahui tempat penemuan emas itu ada perkampungan,” tutur Kades.
Warga menduga, perkampungan ini diperkirakan musnah secara seketika, baik karena Tsunami atau bencana alam lainnya, namun yang jelas diperkirakan lebih dari dua ratus tahun lalu.
“Mungkin karena bencana alam, sebab dulunya daerah itu merupakan pinggir laut."
"Dan seiring dengan waktu akhirnya menjadi daratan,” tutur Kades yang masih mengawasi warganya siapa saja yang berhasil dalam pencarian harta karun tersebut.
Bahkan, sambungnya ada warga yang mendapatkan senjata badik selalu bermimpi, didalam mimpinya, warga tersebut didatangi seorang lelaki tua dan berpesan agar lokasi tersebut dijaga.
“Ada warga yang menemukan badik, yang bermimpi bahwa meminta lokasi tersebut dijaga dengan baik,” tandasnya seraya mengakhir pembicaraan wartawan
Post a Comment Blogger Facebook